Pengertian Makna Sanad, Matan dan Rawi

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan hidayah Islam kepada kita, yang seandainya hidayah itu tidak diberikan kepada kita maka kita tidak mungkin mendapatkannya.

Selawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, keluarganya, para sahabatnya, serta para pengikutnya.

Dalam pembahasan ilmu hadits, sering kali kita mendengar istilah sanad, matan dan rawi. Sebenarnya apakah definisinya itu di dalam sebuah hadits?

Ayuh kita bahaskan sebagai perkongsian bersama;

Sanad atau Isnad

Secara bahasa ertinya sandaran, maksudnya adalah jalan yang bersambung sampai kepada matan, rawi-rawi yang meriwayatkan matan hadits dan menyampaikannya.

Sanad dimulai dari rawi yang awal (sebelum pencatat hadits) dan berakhir pada orang sebelum Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yakni Sahabat.

Misalnya al-Bukhari meriwayatkan satu hadits, maka al-Bukhari dikatakan mukharrij atau mudawwin (yang mengeluarkan hadits atau yang mencatat hadits), rawi yang sebelum al-Bukhari dikatakan awal sanad sedangkan Sahabat yang meriwayatkan hadits itu dikatakan akhir sanad.

Matan

Matan secara bahasa ertinya kuat, kokoh dan keras. Maksudnya di sini adalah dari segi isi, ucapan atau lafaz-lafaz hadits yang terletak sesudah rawi dari sanad yang akhir.

Rawi

Rawi adalah penyampai hadits atau periwayat hadits, baik itu ia meriwayatkan melalui lisan maupun tulisan yang ia dengar langsung dari gurunya.

Para ulama hadits tidak mahu menerima hadits yang datang kepada mereka melainkan jika mempunyai sanad, mereka melakukan demikian sejak tersebarnya dusta ke atas nama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dipelopori oleh orang-orang Syiah.

Seorang Tabi’in yang bernama Muhammad bin Sirin (wafat tahun 110 H) rahimahullah berkata, “Mereka (yakni para ulama hadits) tadinya tidak menanyakan tentang sanad, tetapi tatkala terjadi fitnah, mereka berkata; ‘Sebutkan kepada kami nama rawi-rawimu, apabila dilihat yang menyampaikannya Ahlus Sunnah, maka haditsnya diterima, tetapi bila yang menyampaikannya ahlul bid’ah, maka haditsnya ditolak.”

Kemudian, semenjak itu para ulama meneliti setiap sanad yang sampai kepada mereka dan apabila syarat-syarat hadits shahih dan hasan terpenuhi, maka mereka menerima hadits tersebut sebagai hujjah, dan bila syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi, maka mereka menolaknya.

Abdullah bin al-Mubarak (wafat th. 181 H) rahimahullah berkata; “Sanad itu termasuk dari agama, kalau seandainya tidak ada sanad, maka orang akan berkata sekehendaknya apa yang ia inginkan”

Para ulama hadits telah menetapkan kaedah-kaedah dan pokok-pokok pembahasan bagi setiap sanad dan matan, apakah hadits tersebut dapat diterima atau tidak.

Ilmu yang membahas tentang masalah ini ialah ilmu Mushthalah Hadits.

Advertisement

One thought on “Pengertian Makna Sanad, Matan dan Rawi

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s