“Allah memerintahkanmu di dunia ini untuk merenungkan ciptaan-Nya dan di akhirat Dia akan menyingkapkan kesempurnaan Dzat-Nya untukmu.” (Syeikh Ibnu Atha’illah dalam Al-Hikam)
Saudaraku,
Allah telah memerintahkan kita di dunia ini untuk memperhatikan, merenungkan dan memikirkan secara mendalam ciptaan-Nya, dengan mata batin kita bahawa engkau melihat-Nya tampak disetiap martabat wujud.
Maha Benar Allah di atas firman-Nya yang agung;
“Katakanlah (wahai Muhammad): “Perhatikan dan fikirkanlah apa yang ada di langit dan di bumi dari segala kejadian yang menakjubkan, yang membuktikan keesaan Allah dan kekuasaanNya). Dalam pada itu, segala tanda dan bukti (yang menunjukkan kekuasaan Allah), dan segala Rasul (yang menyampaikan perintah-perintah Allah dan memberi amaran), tidak akan memberi faedah kepada orang-orang yang tidak menaruh kepercayaan kepadanya.” (Surah Yunus : Ayat 101).
Tujuannya, agar kelak di akhirat nanti Allah menyingkapkan untuk kita kesempurnaan Dzat-Nya, engkau akan melihat-Nya dengan mata batinmu. Dan, kemampuan seorang hamba melihat Rabbnya sangat bergantung pada kadar tajalli-Nya di hadapan kita di dunia ini.
Di dunia ini, kita dapat melihat-Nya tampak di alam semesta dengan cahaya mata batin (nur bashirah) kita, kerana Allah menampakkan Diri kepada mereka dari balik hijab mereka sendiri, iaitu alam semesta ini.
Kelak, di akhirat mereka akan melihat-Nya langsung tanpa hijab dengan cahaya mata-kepala mereka sendiri kerana disinilah puncak dari tajalli (penampakan Allah) dan kasyaf (ketersingkapan Allah) di dunia yang dialami khusus oleh orang-orang ‘arif.
Di akhirat, tajalli dan kasyaf ini akan dialami oleh seluruh kaum Mukmin.
Syeikh Abdullah Asy-Syarqawi