Sewaktu mengikuti Program ESQ pada December 2016 yang lalu, Mentor Spritual saya Tuan Firdaus Djamaris telah membuka hati dan minda saya untuk menyedari siapakah kita yang sebenarnya di dalam slot ‘Outer Journey’.
Maha Suci Allah, jika kita melihat sedalam-dalamnya, betapa besarnya keagungan ilahi berbanding diri Yang Maha Hina. Siapakah kita berbanding Sang Pencipta ?
Sejak awal saat alam semesta belum terjadi, Allah SWT yang berada di singgasana-Nya sudah memiliki seluruh keagungan, pujian, dan kesempurnaan
Setelah alam tercipta hingga sehebat kini, para manusia ciptaanNya jarang sekali bertanya kepada diri untuk apa Dia menciptakan semuanya ini? Dan untuk apa Dia menciptakan syurga dan neraka jika Dia mengetahui dari awal bahawa Sang Manusia akan beriman atau tidak?
Menurut pandangan Islam terhadap alam semesta bukan hanya berdasarkan kepada akal semata-mata. Alam semesta ini difungsikan untuk menggerakkan emosi dan perasaan manusia terhadap keagungan Al-Khaliq, kekerdilan manusia di hadapan-Nya, dan pentingnya ketundukan kepada-Nya. Dalam erti yang lain, alam semesta dipandang sebagai dalil Qath’i yang menunjukkan keesaan dan ketuhanan Allah.
Alam semesta ini tidak diciptakan dengan sia-sia !
Firman Allah Yang Maha Benar
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan bermain-main. Tidaklah Kami menciptakan keduanya (serta segala yang ada di antaranya) melainkan kerana menzahirkan perkara-perkara yang benar; akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui (hakikat itu).” [Surah ad-Dukhaan: 38-39]
“(Ingatlah), tidaklah Kami menciptakan langit dan bumi serta segala yang ada di antara keduanya melainkan dengan ada gunanya yang benar dan dengan ada masa penghujungnya yang tertentu (yang padanya dijalankan pembalasan); dan orang-orang yang kafir berpaling dari menerima peringatan yang diberikan kepada mereka mengenainya.” [Surah al-Ahqaf: 3]
“Allah Yang Menciptakan tiap-tiap sesuatu, dan Dia lah Yang Mentadbirkan serta menguasai segala-galanya. Dia sahajalah yang menguasai urusan dan perbendaharaan langit dan bumi; (orang-orang yang percayakan yang demikian beruntunglah) dan orang-orang yang kufur ingkar akan ayat-ayat keterangan Allah yang jelas nyata itu, mereka itulah orang-orang yang paling rugi. Katakanlah (wahai Muhammad, kepada orang-orang musyrik itu: “Sesudah jelas dalil-dalil keesaan Allah yang demikian), patutkah kamu menyuruhku menyembah atau memuja yang lain dari Allah, hai orang-orang yang jahil?” [Surah az-Zumar: 62-64]
“Dan mereka (yang musyrik) tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang sewajibnya diberikan kepadaNya, sedang bumi seluruhnya – pada hari kiamat – dalam genggaman kuasaNya, dan langit tergulung dengan kekuasaanNya. Maha Sucilah Ia dan Tertinggi keadaanNya dari apa yang mereka sekutukan.” [Surah az-Zumar: 67]
”Dan (ingatlah) tidaklah Kami menciptakan langit dan bumi serta segala yang ada di antaranya, secara main-main. Sekiranya Kami hendak mengambil sesuatu untuk hiburan, tentulah Kami akan mengambilnya dari sisi Kami; Kami tidak melakukannya.” [Surah al-Anbiyaa’: 16-17]
Perenungan terhadap alam semesta ini merupakan perenungan yang logik dan ilmiah. Untuk mewujudkan situasi ini, Al-Quran mengarahkan pandangan si perenung pada masalah-masalah yang lebih mendalam. Al-Quran telah mendidik manusia dalam pemanfaatan alam semesta melalui cara yang tidak menyesatkan atau melampaui batas.

Dan sesungguhnya Maha Benar atas apa yang di firmankan oleh Allah SWT melalui kalam yang mulia.