Anakandaku,
Ombak itu tidak besar, hanya perahu yang kecil. Jangan hanya memohon diringankan ujian tetapi, pintalah agar dikuatkan iman.
Ingat,
Lumrah kehidupan yang mana tidak selamanya kita di atas!
Ujian Allah itu Maha Hebat dan sememangnya ia adalah suatu anugerah buat mereka yang mengerti. Yakinlah, jika menganggap ada hikmahNYA disebalik setiap ujian, maka akan segeralah ditarik kembali olehNya segala musibah.
Rumi pernah berkata;
“Jika engkau kesal terhadap setiap kesukaran, bagaimana cermin mu akan menjadi jernih?”
Wahai Anakandaku yang bahagia,
Tatkala dirimu lemah tidak berdaya malah cabaran kehidupan di dunia sementara ini terus menekan dirimu hingga jatuh tersungkur sekalipun maka, bangkitlah.
Bangkit dengan penuh semangat dan ucapkan lah kalimah suci dengan sepenuh hati…. Allahu Akbar!
Hanya pada-Nya kita berserah diri dan kepada-Nya jualah kita memohon perlindungan.
Jika perkara terpenting di dalam kehidupanmu ketika ini adalah meneruskan hidup, maka apa-apa sahaja pekerjaan dan kegiatan yang engkau lakukan, semata-mata tertumpu untuk menghiasi dan memuaskan hidup. Dalam erti kata yang lain, mengumpul harta untuk meneruskan kehidupan, astagfirullah.
Hidup bukanlah perkara terpenting. Bahagian terpenting dalam hidup kita, semestinya adalah menyediakan bekalan untuk kehidupan yang Abadi kelak iaitu kehidupan setelah kematian. Hakikat kehidupan yang sebenar bermula ketika hembusan nafas yang terakhir. Benar, tidak dinafikan meneruskan kelangsungan hidup itu jua sememangnya penting.
Tetapi,
Pengertian hidup itu jauh lebih penting!
Hidup yang bermakna adalah hidup yang mampu memberikan manfaat kepada insan lain ketika deru nafas, gerak langkah kita bersatu dalam pengabdian kepada “Pemberi Kehidupan”. Semua aspek hidup dijadikan medium untuk meraih redha-Nya tidak terkecuali dari sudut ekonomi dan kewangan (fahami konsep Kaya itu Mulia). Ketika satu sama lain saling membantu, yang kuat menolong yang lemah, semangat yang memberikan makna hidup juga kembali bersinar, insya-Allah.
DOA dan HARAPAN buat duhai sekalian Anakandaku yang dikasihi;
Daku berharap engkau tidak hanya kuat,
Namun lembut hati menghadapi hidup yang berat.
Jiwamu teguh dalam badai dunia,
Namun tetap rendah hati di hadapan yang Maha Esa.
Bukan kekayaan yang aku inginkan bagimu,
Tapi hikmah dan hati yang tahu malu.
Agar engkau belajar dari setiap kekalahan,
Dan bangkit dengan keyakinan, tanpa keraguan.
Semoga engkau mencintai kebenaran,
Bukan hanya dengan kata, tetapi juga perbuatan.
Melawan kezaliman meski dirimu sendiri,
Tetap berpegang pada iman sejati.
Belajarlah dari langit yang tidak bertepi,
Dari bintang yang terus menyinari malam sepi.
Semoga engkau tumbuh menjadi manusia penuh kasih,
Yang tidak gentar namun juga tak mudah bersedih.
Jika hidup memberimu duri dan batu,
Jangan mengeluh, melainkan jadilah lilin yang menyatu.
Terangi jalanmu dan mereka yang rapuh,
Seperti harapan yang abadi, tak pernah runtuh.
Anakku, kuharap engkau lebih besar dariku,
Dalam cinta, dalam jiwa, dalam langkahmu.
Sebab dunia membutuhkan lebih banyak pelita,
Dan di sanalah namamu menjadi cahaya.
Demi Zat Yang Maha Agung,
Segala-galanya adalah Indah buat mereka yang sentiasa bersyukur atas pemberian Yang Maha Esa.
Semoga dirimu tumbuh menjadi insan dan Hamba-Nya yang mempunyai keperibadian yang kental serta beriman sepenuhnya kepada ilahi, Allahumma Aameen.
Abi Muhammad Yuhailmy
Dan semurni Kasih-Nya yang meliputi segala sesuatu.
